Sunday, January 2, 2011

Men are from Mars, Women are from Venus.

Tentang Perbedaan

Karena dilahirkan dalam lingkungan yang berbeda, wanita dan pria secara fitrah memiliki berbagai aspek yang berbeda satu sama lain. Tidak semua orang menyadari keterbedaannya. Perbedaan itu wajar, jika dikombinasikan dengan baik akan menghasilkan keindahan yang luar biasa. Tapi seperti pedang dengan 2 sisi, perbedaan ini memiliki potensi konflik yang mampu memicu pertengkaran. Kesalahan yang umum terjadi adalah pria mengharapkan pasangannya bereaksi sebagaimana pria, demikian juga sebaliknya. Mereka lupa, bahwa mereka diciptakan berbeda.


Perbedaan #1 : Nilai-nilai yang Berbeda

Keluhan paling umum yang terjadi yang sering diungkapkan wanita adalah bahwa pria tidak mendengarkan dan bersikap dingin. Sedang keluhan pria adalah wanita selalu mencoba mengubahnya seakan-akan pria adalah masalah bagi pasangannya.

Kaum Mars sangat menghargai nilai keterampilan. Mereka menyukai untuk melakukan kesulitannya sendirian, dan jarang membicarakannya kecuali kepada ahlinya. Di Mars, mencapai sasaran adalah cara untuk membuktikan kemampuannya sehingga dia bisa dihargai oleh yang lain. Meminta pertolongan kepada orang lain dianggap sebagai tanda kelemahan dan penghinaan.
Sebaliknya, wanita Venus menghargai cinta dan hubungan. Mereka selalu mendukung satu sama lain, menolong, dan saling melayani. Meminta pertolongan bukanlah hal yang tabu, bahkan mereka selalu ingin berbagi satu sama lain. Mereka tidak menggunakan seragam seperti pria, bahkan mereka mengenakan pakaian yang berbeda sesuai dengan perasaan. Perasaan sangatlah penting bagi mereka.

Nilai yang berbeda ini bisa menimbulkan masalah, jika tidak diperhatikan dengan baik. Kesalahan umum kaum wanita adalah selalu berusaha memberikan nasihat bagi pasangannya. Bagi wanita, meminta tolong dan mendapatkan nasihat bukanlah hal yang terlarang, Tapi, pria menjadi merasa tidak dihargai dan diterima. Jauh di lubuk hatinya, pria ingin diterima apa adanya oleh pasangannya. Penghargaan dari wanita tentang pencapaian sasaran dalam bentuk dukungan adalah apa yang diharapkan kaum pria.


Saran untuk wanita : Jika pria menghadapi masalah atau Anda melihat sesuatu yang salah, tahan keinginan untuk memberikan nasihat. Sebaliknya berikan dukungan positif tanpa ikut campur terlalu jauh (kecuali diminta). Ada cara untuk memberikan motivasi bagi pria sehingga pria tidak merasa dikuasai yaitu dengan meminta pertolongannya. Dalam benak pria, dia selalu ingin melindungi wanita. Meminta pertolongan (tapi bukan menuntut yah!) adalah cara yang terbaik. Atau jika Anda melihat sesuatu yang salah dalam diri pria, cobalah membahasnya di lain waktu sehingga pria tidak merasa diserang. Ingat, penghargaan dari wanita adalah cara terbaik untuk memotivasi pria.

Sebaliknya, kesalahan umum para pria adalah kemampuan mendengarkannya yang kurang. Pria cenderung berusaha menyelesaikan permasalahan yang ada ketimbang mendengarkan perasaan sebab di Mars pencapaian dan penyelesaian adalah yang utama. Akan tetapi, wanita seringkali berbicara masalaah-masalahnya hanya untuk didengarkan, sementara pria langsung menyelanya dengan mengajukan solusi. Kerap, wanita menjadi kesal dan tidak menghargai saran-saran pria sehingga pria merasa tidak dihargai.


Saran untuk pria : berusahalah mendengarkan keluhan wanita tanpa menawarkan solusi. Wanita sering membicarakan masalahnya untuk menjadi akrab dengan pasangannya. Jangan menyatakan kepada wanita bahwa wanita seharusnya tidak merasa kesal atau merasa marah dengan suatu keadaan. Sebaliknya, hargailah perasaannya..dengan begitu wanita akan menjadi merasa lebih lega. Berikan solusi saat wanita sudah merasa lega, jangan langsung menyelanya dengan tawaran solusi yang Anda miliki. Wanita hanya membutuhkan empati dan perhatian dari Anda, bukan segudang daftar manual How To. Ingatlah bahwa perhatian adalah kebutuhan mendasar dan alat motivasi utama bagi wanita.


Perbedaan #2 : Cara Menghadapi Permasalahan

Pria menyukai independensi, sedang wanita menyukai hubungan yang harmonis. Saat menghadapi masalah/stress, pria cenderung memusatkan perhatian kepada masalahnya dan menarik diri dari lingkungannya. Pria akan masuk ke guanya sendiri dan berdiam di
sana untuk merenungi permasalahannya. Sedang wanita saat menghadapi permasalahan, cenderung membicarakannya kepada pasangannya.

Pria saat menghadapi permasalahan akan masuk ke gua dan menyendiri. Bisa jadi beberapa menit, bisa jadi berjam-jam. Pria akan merasa nyaman berada di guanya tersebut dan mampu memfokuskan diri menyelesaikan masalah. Pada saat-saat ini, pria akan menjadi menjauh serta tidak tanggap dalam hubungannya. 95% konsentrasi pikirannya berada dalam masalah tersebut, dan 5% sisanya tersedia untuk yang lain. Wanita mungkin merasa pria mengabaikannya dan berusaha memberikan simpati dengan mengajaknya berbicara. Sangat tidak realistis mengharapkan pria menjadi terbuka, tanggap, dan penuh cinta secara tiba-tiba saat dia masuk ke guanya. Jangan coba mendesaknya untuk bercerita. Penjaga gua tersebut (yaitu amarah sang pria) dapat menyemburkan api secara kejam, dan pertengkaranpun dimulai. Sebaliknya, tunggulah saat pria keluar dari gua. Jika dia sudah siap keluar dari gua, dia akan keluar dengan penuh cinta. Anda dapat memancingnya berbicara saat dia sudah keluar dari gua.


Sebaliknya, saat mengalami ketegangan jiwa, secara naluri wanita merasa perlu membicarakannya. Wanita akan membicarakan masalahnya secara acak yang akan membingungkan pria. Wanita cenderung membicarakan segala jenis kesulitan, baik di masa lampau, masa depan, atau kesulitan yang mungkin terjadi pada saat tegang. Makin banyak berbicara, makin baik perasaan mereka.

Kesalahan yang kadang terjadi adalah saat wanita membicarakan permasalahan adalah pria menganggapnya sebagai serangan pribadi. Pria tidak sadar bahwa wanita membicarakannya hanya untuk merasa enak. Pria tidak tahu kalau wanita akan sangat menghargai jika pria mendengarkan perasaan mereka. Pria Mars membicarakan masalah hanya demi 2 alasan : menyalahkan seseorang atau mencari nasihat. Dengan paradigma tersebut, pria menganggap kemarahan wanita sebagai kesalahan dirinya atau wanita sedang mencari solusi. Padahal, tidak seperti itu! Cobalah dengarkan perasaan wanita tanpa menyela. Saat wanita sudah merasa lega, barulah Anda berbicara.

Terkadang, permasalahan terjadi pada saat yang bersamaan (seperti saat pulang kerja). Saat pria ingin masuk ke gua, wanita ingin berbicara. Pada saat ini, jika dipaksakan konfrontasi tidak dapat dielakkan jika tidak didasarkan pada pemahaman yang benar. Jika dipaksakan, pria akan merasa wanita terlampau cerewet sementara wanita merasa pria sangat dingin dan angkuh. Cobalah bertoleransi dengan memahami pikiran satu sama lain sehingga pria dan wanita dapat berdamai dan konflik dapat dielakkan.


Perbedaan #3 : Bahasa yang Berbeda

Kaum pria dan wanita bicara dalam bahasa yang berbeda. Komunikasi yang baik adalah kuncinya. Bahasa Mars dan Venus mempunyai kata-kata yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Hal ini menyebabkan kesalahpahaman di antara mereka.

Wanita berbicara untuk mengungkapkan perasaan. Untuk mengungkapkan perasaan, wanita menggunakan kata-kata penyangat, kiasan, dan penyamarataan. Kaum pria keliru dalam memahami maknanya dan malah menuruti arti harafiahnya. Oleh karenanya, tanggapan pria malah tidak mendukung sama sekali. Jika wanita menyatakan “saya tidak didengar”, secara keliru pria mengira itu adalah pernyataan harafiah dan membatahnya bahwa dia sudah cukup mendengar. Maksud wanita atas pernyataan tersebut sebenarnya adalah : “saya merasa kau tidak sepenuhnya memahami maksud saya dan tidak peduli mengenai perasaan saya”.

Sedangkan tantangan terbesar yang dihadapi wanita adalah menafsirkan sikap diam pria. Pria berbicara berdasarkan apa yang penting untuk dibicarakan. Sebelum siap berbicara, terlebih dahulu pria akan “mengunyah” informasi dan merenungkannya masak-masak. Saat itu, pria akan menjadi diam. Ingat, pria akan menyendiri dalam gua jika ada masalah. Sikap diam ini bukan berarti dia tidak mencintai wanita pasangannya lagi, akan tetapi ini menggelisahkan wanita sebab wanita akan diam apabila ucapannya akan menyakitkan atau kalau ia sudah tidak mempercayai seseorang dan tidak ingin berhubungan lagi. Bila saat ditanya, dan pria menjawab “Aku baik-baik saja”, wanita mungkin mengartikan “Aku tidak marah dan aku tidak peduli!”. Padahal, pria hendak menyatakan “Aku baik-baik saja. Aku dapat mengatasi kekecewaanku. Aku tidak membutuhkan bantuan. Terima kasih.”

Tanpa terjemaahan yang tepat, komunikasi antara pria dan wanita akan menjadi buruk. Kunci kesuksesan suatu hubungan adalah komunikasi yang baik. Tapi ini membutuhkan kerja sama dan kerja keras dari kedua belah pihak.


Perbedaan #4 : Kebutuhan Emosional yang Berbeda

Kaum pria dan wanita tidak menyadari bahwa mereka memiliki kebutuhan emosional yang berbeda. Akibatnya, mereka tidak tahu cara untuk saling mendukung. Lazimnya, pria memberikan apa yang dikehendaki pria dan begitu juga sebaliknya. Sering mereka merasa terlalu banyak memberi, padahal pasangannya tidak merasa menerima apa-apa.

Terdapat dua belas jenis cinta yang dibutuhkan pria dan wanita. Berikut daftar jenis cinta yang dibutuhkan pria dan wanita :

Wanita perlu menerima

  • Perhatian
  • Pengertian
  • Hormat
  • Kesetiaan
  • Penegasan
  • Jaminan

Pria perlu menerima

  • Kepercayaan
  • Penerimaan
  • Penghargaan
  • Kekaguman
  • Persetujuan
  • Dorongan

Tentunya, pria dan wanita membutuhkan kedua belas jenis cinta tersebut. Akan tetapi, kebutuhan primer akan 6 jenis cinta dari masing-masing gender harus didahulukan sebelum seseorang sanggup menerima jenis cinta lainnya.


Konklusi Umum

Perbedaaan pria dan wanita ini akan terus melekat. Untuk berkomunikasi dengan baik dan menjaga hubungan tetap harmonis, pria dan wanita perlu mengetahui bahwa perbedaan-perbedaan ini wajar dan mampu mendukung satu sama lain berdasarkan pemahaman akan perbedaan tersebut. Diperlukan proses belajar terus menerus untuk memahami satu sama lain.



*copied from here*

No comments: